Minggu, 14 Agustus 2016

Jack the Ripper And East End Misteri

Jack the Ripper, nama tersebut pasti tidak asing di telinga kalian. Yap betul, Jack the Ripper adalah julukan paling terkenal yang diberikan kepada pembunuh berantai yang tidak di ketahui identitasnya berada di kawasan miskin di sekitar distrik Whitechapel, London 1888. Julukan lainnya yang digunakan untuk dang pembunung adalah "Pembunuh Whitechapel" dan si "Kulit Apron".

Jack the Ripper dikenal sebagai seorang pembunuh sadis. Pembunuhan yang ia lakukan umumnya melibatkan wanita tunasusila yang berasal dari daerah kumuh dengan cara memotong tenggorokan, kemudian memutilasi perut mereka dan mengambil organ-organ dalam tubuh korban. Banyaknya serangan terhadap perempuan di East End yang terjadi selama era Ripper menambah ketidakpastian terhadap berapa banyak korban yang dibunuh oleh sang pelaku.

Sebelas pembunuhan terpisah yang dimulai pada tanggal 3 April 1888 - 13 Februari 1891. Terdapat berbagai opini mengenai kasus ini apakah saling berkitan satu sama lainnya. Lima dari sebelas korban Ripper yang dikenal dengan "lima kanonis" diyakini merupakan hasil karya Ripper. Lima korban kanonis Ripper adalah Mary Ann Nichols, Annie Chapman, Elizabeth Stride, Catherine Eddowes dan Mary Jane Kelly.



Mayat Mary Ann Nichols ditemukan sekitar pukul 03.40 pagi pada hari jumat, 31 Agustus 1888 di Bucks's Row (sekarang Durward Street), Whitechapel. Tenggorokannya digorok dengan 2 sayatan dan bagian bawah perutnya robek dengan luka bergerigi dan luka yang dalam.



Mayat Annie Chapman ditemukan sekitar pukul 06.00 pagi pada hari Sabtu, 8 September 1888 di dekat sebuah gerbang di halaman belakang sebuah rumah di Hanbury Street 29, Spitalfields. Sama seperti kasus Mary Ann, mayat Annie juga di temukan dengan 2 luka sayatan pada tenggorokan dan perutnya robek terbuka dengan rahim yang telah diambil. Seorang saksi mengatakan bahwa ia melihat Annie sekitar pukul 05.30 pagi bersama seorang pria berambut gelap dengan penampilan lusuh dan beradab.



Mayat Elizabeth Stride ditemukan pada hari Minggu, 30 September 1888 sekitar pukul 01.00 pagi di Dutfield's Yard, Berner Street (sekarang Henriques Street), Whitechapel. Terdapat luka gorokan yang memutus arteri utama di sisi kiri lehernya, muncul dugaan kalau Elizabeth telah melakukan perlawanan karena tidak adanya mutilasi pada perutnya. Apakah pembunuhan ini terkait dengan Ripper? Para saksi melihat bahwa sebelumnya mereka melihat Elizabeth bersama seorang pria pada malam itu, beberapa teman Elizabeth bersaksi bahwa pria itu berpenampilan rapih dan wajar. Sedangkan yang lainnya mengatakan pria itu berpenampilan lusuh.



Mayat Catherine Eddowes ditemukan tiga perempat jam setelah penemuan mayat Elizabeth di Mitre Square, City of London. Wajahnya dimutilasi, tenggorokannya di gorok, dan perutnya dirobek terbuka dengan luka yang dalam dan panjang bergerigi. Ginjal bagian kiri dan rahimnya juga sudah diambil. Seorang warga setempat bernama Joseph Lawende yang saat itu sedang berjalan dialun-alun bersama dengan dua orang temannya sebelum pembunuhan itu terjadi. Mereka menyatakan bahwa mereka melihat seorang pria berambut pirang dan berpenampilan lusuh bersama seorang wanita yang diduga adalah Catherine.

Celemek Catherine yang berlumuran darah ditemukan di pintu masuk sebuah rumah petak di Goulston Street, Whitechapel. Terdapat tulisan di tembok tempat celemek ditemukan, yang kemudian dikenal dengan grafiti Goulston Street. Grafiti itu tampaknya ditulis oleh satu orang atau lebih Yahudi, namun tidak jelas apakah grafiti itu ditulis oleh si pembunuh sebelum ia menjatuhkan celemek, atau hanya kebetulan saja celemek itu jatuh di sana. Komisaris Polisi Charles Warren takut bahwa grafiti tersebut akan memicu kerusuhan antisemit, dan memerintahkan untuk menghapusnya sebelum fajar.

Pembunuhan Catherine dan pembunuhan Elizabeth kemudian dijuluki dengan "pembunuhan ganda".



Mayat Mary Jane Kelly ditemukan pada Jumat 9 November 1888. di Dorset Street, Spitalfields, pada pukul 10:45 pagi. Tubuh Mary yang termutilasi ditemukan terbaring di tempat tidur dikamarnya di 13 Miller's Court, Wajahnya hancur tidak bisa dikenali, lehernya digorok putus hingga tembus ke tulang belakang, dan organ-organ di perutnya hampir dikosongkan dan jantungnya juga hilang.

Disetiap kasus pembunuhan Ripper, sebagian besar korbannya memiliki garis luka miring di tenggorokan, dimutilasi diperut dan daerah kelamin, hilangnya bagian organ dalam, dan mutilasi wajah. Pola luka korban memiliki ciri khusus yang dipercayai sebagai modus pembunuhan khas Jack the Ripper.

Selama kasus pembunuhan Ripper terjadi, pihak kepolisian, surat kabar dan lainnya telah menerima ratusan surat mengenai kasus tersebut. Beberapa di antaranya bermaksud baik dengan memberi nasihat untuk menangkap si pembunuh, tetapi kebanyakannya hanya lelucon dan tidak berguna.

Ratusan surat diklaim telah ditulis oleh sang pembunuh sendiri, tiga di antaranya yang paling terkenal adalah surat "Dear Boss", Kartu pos "Saucy Jacky" dan surat "From Hell".



Surat "Dear Boss" bertanggal 25 September, diposkan pada 27 September 1888. Surat tersebut diterima oleh Central News Agency, dan diteruskan kepada Scotland Yard tanggal 29 September. Awalnya surat tersebut hanya dianggap sebagai lelucon. Namun, ketika Catherine ditemukan terbunuh tiga hari kemudian dengan salah satu telinga yang terpotong seperti yang dituliskan dalam surat "Dear Boss", akhirnya surat inipun mulai mendapat perhatian. Akan tetapi, polisi menganggap bahwa telinga Catherine telah diambil oleh si pembunuh secara kebetulan selama penyerangan, sama sekali tidak berhubungan dengan isi surat dan ancaman penulis surat untuk mengirimkan telinga korbannya kepada polisi tidak pernah dilakukan.

 Julukan "Jack the Ripper" pertama kali digunakan dalam surat "Dear Boss" (inisial tanda tangannya), dan memperoleh ketenaran di seluruh dunia setelah publikasi media.



Kartu pos "Saucy Jacky" diposkan pada tanggal 1 Oktober 1888 dan diterima pada hari yang sama oleh Central News Agency. Tulisan tangan dalam kartu pos tersebut mirip dengan surat "Dear Boss". Disurat tersebut tertulis bahwa ada 2 korban telah terbunuh di lokasi yang sangat dekat satu sama lainnya yang disebut dengan "Pembunuhan Ganda". Pada awalnya, dirumorkan bahwa kartu pos tersebut diposkan sebelum pembunuhan dipublikasikan, sehingga mustahil bagi si penulis untuk mengetahui peristiwa tersebut. Namun faktanya, kartu pos tersebut diposkan lebih dari 24 jam pasca terjadinya pembunuhan.



Surat "From Hell" diterima oleh George Lusk, kepala Whitechapel Vigilance Committee, pada 16 Oktober 1888. Gaya penulisan dan tulisan tangannya tidak sama dengan surat "Dear Boss" dan kartu pos "Saucy Jacky". Surat ini dikirimkan dalam sebuah kotak kecil, yang juga berisikan separo ginjal yang diawetkan dalam "botol anggur" (ethanol). Hal ini segera dikaitkan dengan pembunuhan Catherine Eddowes yang ginjal bagian kirinya telah dicuri oleh si pembunuh. Dalam surat tersebut sang penulis mengatakan bahwa ia telah menggoreng dan memakan separo ginjal yang hilang.

Ada perdebatan mengenai ginjal ini, beberapa pakar berpendapat bahwa ginjal tersebut adalah milik Catherine Eddowes, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa itu tidak lebih dari sekadar lelucon yang mengerikan. Ginjal tersebut diperiksa oleh Dr Thomas Openshaw dari London Hospital, yang kemudian diketahui bahwa ginjal tersebut adalah ginjal bagian kiri manusia, namun tidak diketahui apakah ginjal tersebut milik pria atau wanita. Openshaw kemudian juga menerima sebuah surat yang ditandatangani oleh "Jack the Ripper".


George Robert Sims

Pada 7 Oktober 1888, George R. Sims menyatakan komentar pedasnya dalam surat kabar Minggu Referee, ia mengungkapkan bahwa surat-surat tersebut ditulis oleh seorang jurnalis "untuk menaikkan oplah surat kabar setinggi langit. Beberapa saat kemudian, dilaporkan bahwa petugas kepolisian telah mengidentifikasi jurnalis tertentu yang dicurigai sebagai penulis surat "Dear Boss" dan kartu pos "Saucy Jacky". Jurnalis tersebut kemudian diketahui bernama Tom Bullen, berdasarkan keterangan dalam surat yang ditulis oleh Kepala Inspektur John George Littlechild kepada George R. Sims pada tanggal 23 September 1913. Seorang jurnalis lainnya bernama Fred Best dilaporkan juga mengaku pada tahun 1931 bahwa ia lah yang telah menulis surat-surat tersebut untuk "menjaga agar bisnis tetap hidup".



Luasnya liputan surat kabar terhadap misteri ini menyebabkan Ripper meraih ketenaran internasional. Serangkaian penyelidikan mengenai pembunuhan lainnya yang dikenal sebagai Pembunuhan Whitechapel hingga tahun 1891 tidak mampu menghubungkan peristiwa pembunuhan ini dengan pembunuhan pada tahun 1888. Namun legenda Jack the Ripper tetap dipercayai, karena misteri pembunuhan ini tidak pernah terungkap, legenda tersebut semakin kuat yang turut diiringi dengan penelitian sejarah asli. Desas-desus, cerita rakyat, dan sejarah semu. Istilah "ripperologi" diciptakan untuk menggambarkan kajian dan analisis mengenai kasus Ripper. Hingga saat ini, terdapat lebih dari seratus teori mengenai identitas Ripper, dan misteri pembunuhan ini juga telah mengilhami lahirnya berbagai karya fiksi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar